Profil Desa Jladri
Ketahui informasi secara rinci Desa Jladri mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kebumen, sebuah wilayah pesisir di Jawa Tengah dengan potensi pariwisata unik. Temukan pesona Jalur Pansela yang membelah bukit, ekowisata Cagak Talang, hingga tantangan pembangunan dan isu lingkungan terkini
-
Gerbang Wisata Pesisir Selatan
Desa Jladri menjadi sorotan utama berkat pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS/Pansela) yang scenik, membuka akses dan menciptakan destinasi baru yang membelah perbukitan kapur.
-
Potensi Ekowisata Unik
Wilayah ini menyimpan kekayaan alam berupa kawasan Cagak Talang yang menjadi habitat ratusan burung Blekok dan inisiatif penangkaran kunang-kunang sebagai daya tarik wisata berbasis alam.
-
Dinamika Pembangunan dan Lingkungan
Di samping potensi pariwisata yang berkembang, Desa Jladri menghadapi tantangan signifikan terkait tata kelola pemerintahan dan isu lingkungan strategis, termasuk aktivitas penambangan ilegal.

Terletak di pesisir selatan Jawa Tengah, Desa Jladri di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, kini menjelma menjadi salah-hiji gerbang penting di koridor pariwisata provinsi. Dengan dibukanya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Pansela yang membelah perbukitan kapur dengan megah, desa ini tidak lagi hanya sekadar titik perlintasan, melainkan sebuah destinasi yang menawarkan pesona alam, potensi ekonomi, sekaligus menghadapi dinamika pembangunan yang kompleks. Dari keindahan alam hingga isu tata kelola, Jladri merepresentasikan wajah desa pesisir yang terus berbenah menyongsong masa depan.Desa ini menjadi cerminan bagaimana sebuah proyek infrastruktur skala nasional mampu mengubah lanskap fisik dan ekonomi sebuah wilayah. Namun di balik geliat pariwisata yang mulai tumbuh, Jladri juga menyimpan tantangan terkait isu lingkungan dan sosial yang menuntut perhatian serius dari para pemangku kepentingan. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Jladri, dari letak geografis, demografi, potensi unggulan, hingga tantangan yang menyertainya.
Geografi dan Demografi: Gerbang Pesisir di Kaki Perbukitan Karst
Secara geografis, Desa Jladri terletak pada koordinat 7°44′25″S 109°27′55″E, menempati posisi strategis di wilayah selatan Kecamatan Buayan. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, menjadikannya salah satu desa pesisir di kabupaten Kebumen. Topografi desa ini cukup beragam, mencakup dataran rendah di dekat pantai hingga wilayah perbukitan karst di sisi utara yang dibelah oleh proyek monumental JJLS.Berdasarkan data Kecamatan Buayan, Desa Jladri memiliki luas wilayah yang menopang kehidupan ribuan warganya. Merujuk pada data Rencana Strategis Kecamatan Buayan, jumlah penduduk Desa Jladri tercatat sebanyak 3.544 jiwa, yang terdiri dari 1.804 laki-laki dan 1.740 perempuan. Dengan data tersebut, tingkat kepadatan penduduk di desa ini berkisar 200 jiwa per kilometer persegi.Adapun batas-batas administratif Desa Jladri ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mergosono dan Desa Buayan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuwarasan.
Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karangbolong.
Komposisi demografis ini menjadi modal sosial yang penting bagi pembangunan desa, baik sebagai sumber daya manusia dalam menggerakkan roda perekonomian maupun sebagai pelaku utama dalam menjaga kearifan lokal dan kelestarian lingkungan. Keberadaan penduduk usia produktif yang signifikan menjadi potensi besar untuk mengoptimalkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang mulai dirintis.
Pariwisata Unggulan: Pesona Jalur Pansela dan Ekowisata Tersembunyi
Sektor pariwisata merupakan potensi terbesar yang dimiliki Desa Jladri saat ini, didorong oleh pembangunan infrastruktur dan kekayaan alam yang unik. Daya tarik utama yang melambungkan nama desa ini yakni ruas Jalur Pansela yang membelah bukit kapur. Ruas jalan ini menawarkan pemandangan spektakuler yang sering disandingkan dengan jalan menuju Pantai Pandawa di Bali, menjadikannya lokasi favorit untuk berswafoto dan menikmati suasana senja. Keberadaan jalan ini secara efektif membuka isolasi wilayah sekaligus menciptakan magnet wisata baru.Di samping itu, Jladri memiliki potensi ekowisata yang belum banyak terjamah. Salah satunya yaitu Cagak Talang, sebuah kawasan di muara sungai yang menjadi rumah bagi ratusan burung Blekok Sawah (Ardeola speciosa). Setiap sore, kawanan burung ini kembali ke sarangnya di rimbunnya pohon Nipah (Nypa fruticans), menyajikan atraksi alam yang menakjubkan bagi para pengamat burung dan pencinta alam. Keberadaan habitat ini menandakan ekosistem yang masih cukup terjaga dan memiliki nilai konservasi tinggi.Inovasi juga datang dari kalangan akademisi yang bekerja sama dengan masyarakat. Pada akhir tahun 2024, Politeknik Piksi Ganesha Indonesia (PPGI) Kebumen menginisiasi pembangunan penangkaran kunang-kunang di desa ini. Program tersebut dirancang untuk meningkatkan daya tarik wisata malam hari sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lokal. "Program ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengembangkan perekonomian desa melalui sektor pariwisata yang berbasis konservasi," ungkap Hamid Nasrulloh, M.Pd., dari PPGI Kebumen saat peresmian program pada November 2024.
Dinamika Ekonomi dan Pemerintahan Desa
Secara tradisional, perekonomian masyarakat Desa Jladri bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan, mengingat letaknya yang agraris dan pesisir. Namun, seiring dengan perkembangan pariwisata, sektor jasa dan perdagangan mulai menunjukkan geliatnya. Warung-warung kecil dan penyedia jasa informal mulai bermunculan di sepanjang Jalur Pansela untuk melayani para pengunjung.Akan tetapi, geliat ekonomi ini diiringi oleh tantangan yang signifikan di ranah pemerintahan dan lingkungan. Belakangan ini, Pemerintah Desa Jladri yang dipimpin oleh Kepala Desa Marno menghadapi sorotan publik terkait berbagai isu. Laporan media pada awal tahun 2025 menyoroti adanya dugaan penyimpangan dana desa dan persoalan utang piutang yang menyeret nama pemerintah desa, meskipun pihak kepala desa telah memberikan klarifikasi melalui kuasa hukumnya bahwa persoalan tersebut merupakan masalah pribadi perangkat desa di masa lalu.Isu yang lebih krusial yaitu maraknya aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah desa. Pada Juni 2025, pengamat kebijakan publik menyoroti dampak negatif dari tambang ilegal ini terhadap lingkungan, terutama karena lokasinya berada dalam deliniasi Geopark Kebumen yang dilindungi oleh Peraturan Daerah. "Keberadaan tambang emas ilegal di Desa Jladri tidak bisa dibenarkan. Ini berdampak negatif terhadap citra Geopark Kebumen dan konsistensi pemerintah daerah dalam implementasi tata ruang," ujar Agung Widhianto, seorang pengamat kebijakan publik Kebumen, kepada media. Aktivitas ini berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan jangka panjang seperti longsor, banjir dan hilangnya sumber mata air.Menanggapi isu lingkungan, pemerintah desa bersama BPDAS Serayu Opak Progo telah melakukan kegiatan penanaman pohon ayoman jalan di sekitar kantor desa pada April 2025. Langkah ini merupakan upaya mitigasi untuk meredam polusi dan mencegah erosi tanah di sepanjang koridor jalan utama.
Prospek dan Arah Pembangunan ke Depan
Desa Jladri berada di persimpangan jalan antara peluang dan tantangan. Potensi pariwisata yang sangat besar, terutama dengan adanya Jalur Pansela dan keunikan ekosistemnya, merupakan modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan destinasi wisata yang terkelola dengan baik, profesional, dan berbasis komunitas dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, akademisi, dan pihak swasta menjadi kunci untuk mewujudkan hal ini.Namun, potensi tersebut harus diimbangi dengan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berpihak pada kelestarian lingkungan. Penanganan isu strategis seperti penambangan ilegal memerlukan ketegasan dari pemerintah kabupaten dan penegak hukum, serta solusi ekonomi alternatif bagi masyarakat yang terlibat. Jika dikelola dengan visi yang jelas, Desa Jladri tidak hanya akan dikenal karena keindahan jalannya, tetapi juga sebagai contoh sukses desa pesisir yang mampu menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan kelestarian alam dan keadilan sosial. Masa depan Jladri bergantung pada bagaimana seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bersinergi untuk mengubah potensi menjadi kemajuan yang berkelanjutan.